The smart Trick of Kumpulan Cerita Fiksi That Nobody is Discussing
The smart Trick of Kumpulan Cerita Fiksi That Nobody is Discussing
Blog Article
Suatu hari aku pergi ke mal bersama sahabatku, aku menyuruhnya membawa belanjaanku, dan ternyata belanjaanku yang dibawanya tertinggal. Saat itu juga aku marahi dia dengan perkataan yang kasar karena keegoisanku.
Akan tetapi, nahas bagi maman karena bacaan mantra tersebut malah berbalik ke arahnya dan ia pun menjadi batu.
Selama praktik di kota, Dokter Rana terbayang terus kondisi desanya dan ia merasa bahwa seharusnya, ilmu yang dimilikinya sebagai seorang dokter bisa bermanfaat untuk kampung halamannya sendiri.
Tidak dapat disangkal, cerita pendek atau yang sering disebut cerpen telah familier bagi kita sejak masa sekolah dasar.
Saat itu Inaq masih belum menyadari jikalau anaknya dalam masalah. Ia berfikir kedua anakknya telah berhenti menangis. Ia memutuskan untuk melihat anaknya. Betapa kagetnya Inaq Lembain melihat anknya sudah tidak ada. Batu yang dipakai kedua anakknya menjadi begitu tinggi menembus awan.
Tidak heran jika alam mempunyai cara menghipnotis penghuninya, seperti raga yang menghipnotis Hati dan Ima agar mereka selalu kuat untuk merawatnya. Bagaimana jika bukan mereka sendiri yang merawat, sudah pasti raga akan hancur.
Pada hari yang cerah, dua gadis Kumpulan Cerpen Fiksi bernama Dian dan Lisa sedang berkumpul di rumah Dian untuk mengerjakan tugas sekolah. Mereka berdua sangat fokus dan tengah bekerja dengan serius.
Suatu hari anak sakti ini mendapatkan mimpi, bahwa sebenarnya ada seseorang wanita yang bisa mengobati penyakitnya tersebut. Lalu anak itu pergi mendatangi setiap kampung untuk mencari perempuan tersebut.
“Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak kelinci yang keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat ibunya.”
Itulah tadi beberapa contoh cerita fiksi pendek yang menghibur dan penuh makna. Mempelajari karya fiksi memberikan amanat ethical dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.
Rena hidup sebatang kara dengan neneknya di rumah peot yang berada di pinggir desa. Dia adalah anak yang pandai sehingga para Expert di sekolahnya sangat menyanjungnya. Suatu hari dia telah lulus SMA.
Topan pun mempersilahkan kakek tersebut untuk duduk bersamanya bahkan menawarkan bekal minuman yang ia bawa dari rumah. Kakek bertanya kepada Topan, “Apakah Kamu tidak sekolah?” Dengan sedih Topan menjawab bahwa keluarganya tidak punya uang untuk menyekolahkan Topan.
Setelah mematung cukup lama, Rena memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya malam itu juga. Dia sudah tidak sabar bertemu neneknya. Sampailah ia di rumah peot yang menjadi saksi kedewasaan. Di lihatnya nenek yang masih menata barang dagangan yang diambil dari kebun tetangga, untuk dibawanya ke pasar.
la diberi kekuatan. Sabuk yang ia pakai bisa memotong batu itu. Batu itu terbelah menjadi tiga bagian. Bagian pertama jatuh di suatu tempat yang menyebabkan tanah di sana bergetar. Kemudian tempat itu diberi nama Desa Gembong.